Pagi,bunda udah gimanan kabar si kecil hari ini,baik kan??kali ini penulis akan memposting tentang hots new feliyani lim yang ada main sama ketua KPK!!. Pasti bunda pada protes ko jadi nge gosip hihi,bercanda bun itu,intrmezo doang, posting yang benar sesui dengan judul di atas tips cara cepat mengajari anak toilet training.
Apa sih toilet training itu? Toilet training adalah tahap dimana anak harus di biasakan mengenal menggunakan fasilitas wc. Saat usia 18 bulan, pada umumnya si kecil sudah mampu berjalan untuk menuju ke toilet, tentunya dengan pengawasan orang tua. Pada usia tersebut, dia juga mulai bisa mengenali ada rasa basah yang tidak nyaman di tubuhnya. Selain melihat kesiapan fisiknya, perhatikan juga kesiapan mental si anak. Sebab, seorang anak yang sudah siap secara fisik belum tentu siap meninggalkan kenyamanan popoknya.
Fase awal, biasanya anak menunjukkan reaksi fisik atau tanda-tanda saat ada tekanan dari dalam tubuhnya. ”Tanda-tanda yang diperlihatkan setiap anak bisa jadi berbeda. Bunda dan ayah harus peka mengenali ketika anak mengejan, meremas celananya, menyilangkan kaki, mundur ke pojok, atau bersembunyi. Tandanya dia akan BAK atau BAB,.
Tanda- tanda tersebut merupakan salah satu isharat bahwa si anak siap melakukan toilet training. Tanda-tanda lainnya, antara lain, anak memiliki waktu yang teratur untuk BAK atau BAB. Anak mulai resah dan bereaksi keras ketika popoknya basah atau kotor.
Disamping itu, anak cukup cekatan menaik-turunkan celananya sendiri. Anak dapat membedakan apa itu BAK dan BAB serta mampu mengatakan keinginannya untuk berganti popok. ”Awalnya mungkin hanya merengek. Lama-lama, dia bisa membedakan dan mengatakan kepada orang tuanya, ’Ma, mau pipis’ atau ’Ma, mau pup’” lanjutnya.
Jika anak sudah bisa mengungkapkan, saatnya dia dilatih ke toilet. Dampingi anak, ajarkan untuk melepas celana, kemudian dudukkan di kloset dengan pengawasan. Setelah anak selesai BAK atau BAB, siramkan atau semprotkan air serta bersihkan bagian tubuhnya. Bila perlu, gunakan alat bantu seperti potty seat yang lebih nyaman dan sesuai ukuran si kecil.
Bunda perlu fokus dan memiliki banyak waktu untuk melakukan toilet training kepada si kecil. Sebab, latihan itu tidak bisa dilakukan sekali-dua kali. Anak bisa saja menolak, cemberut, bahkan menangis karena tidak mau dilatih ke toilet.
Yang terpenting bunda,harus sabar dan telaten. Kalau hari ini belum berhasil, coba besok, besoknya lagi. Jangan sampai memarahi atau membentak. Sebab, itu bisa menimbulkan trauma kepada anak. Nanti justru semakin sulit mengajarkan toilet training,” ujar psikolog pendidikan anak tersebut.
Ciptakan lah suasana ke toilet seperti bermain panggil tukan odong- odong hihi bercanda bun yang benar Misalnya, lengkapi toilet dengan benda-benda favorit si kecil berupa mainan atau buku cerita kesukaannya. ”Suasana yang menyenangkan buat si kecil mempermudah dia dalam menyukai latihan toilet yang diajarkan orang tua,” ucapnya.
Karakter Kemandirian
Saat Melakukan toilet training memang harus melihat kesiapan anak secara fisik dan mental serta kesiapan orang tua. Namun, prosesnya juga tidak boleh terlambat dilakukan. Usia dua sampai tiga tahun harus sudah dikenalkan ke toilet, apa itu BAK dan BAB. Jika sudah lewat dari usia tiga tahun, apalagi ketika akan memasuki masa sekolah, namun belum diberi toilet training, itu akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial si kecil.
Jadi secara garis besar, Manfaat toilet training tersebut berkaitan dengan kemandirian si kecil. ”Toilet training juga membuat anak mengetahui bagian-bagian tubuh serta fungsinya,” ujar Ivonne Edrika SPsi. Kebersihan tubuh itu termasuk dalam keterampilan bantu diri yang harus dimiliki anak sesuai tahap perkembangan sosialnya selain keterampilan berpakaian (dressing) serta keterampilan makan (eating). Pada usia dua hingga tiga tahun, umumnya anak lebih siap untuk
melakukan toilet training. Asalkan dilatih secara teratur, si kecil makin terbiasa. Orang tua bisa melepaskan ”ketergantungan” pada popok.
melakukan toilet training. Asalkan dilatih secara teratur, si kecil makin terbiasa. Orang tua bisa melepaskan ”ketergantungan” pada popok.
Namunnada pengecualian, ketika bepergian atau menghadiri acara. Tidak masalah menggunakan popok. Tetapi, kalau anak sudah sangat siap dan di lokasi acara terdapat toilet yang nyaman, tidak perlu memakai popok. Ketika anak berkata ingin BAK atau BAB, orang tua langsung sigap mengantar ke toilet
Bila hal tersebut dilakukan secara konsisten dan bertahap, pada usia sekolah (lima atau enam tahun) anak sudah bisa diajari membersihkan tubuh sendiri setelah melakukan BAK atau BAB.
Giman bun seru kan tips,nya selamat mengajari si kecil toilet training,ingat kunci utamanya sabar.
0 Response to "TIPS CARA CEPAT MENGAJARKAN ANAK TOILET TRAINING"
Post a Comment